7 Contoh Ringkasan Cerita Pendek Untuk Literasi Anak Sekolah Dan Pesan Moralnya

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Tidak hanya menjadi hiburan, cerita pendek alias cerpen seringkali mengandung pesan moral nan mau disampaikan agar menjadi corak pelajaran.

Melalui aktivitas membaca dan memahami ringkasan cerita pendek, tentu bisa membantu anak-anak mengenal nilai kehidupan dengan langkah nan menyenangkan. 🧚🏻📖

Oleh lantaran itu, di tulisan ini Mamikos menyedibakal beragam contoh ringkasan cerita pendek untuk literasi komplit dengan pesan moralnya. 🗒

Contoh Ringkasan Cerita Pendek untuk Literasi

Canva/Leeloo The First

Cerita pendek alias cerpen merupbakal salah satu jenis karya fiksi bahasa Indonesia singkat nan tidak lebih dari 10.000 kata dan bisa dibaca dalam sekali duduk.

Selain itu, cerpen hanya berfokus pada satu tokoh utama, satu konflik, dan satu peristiwa krusial nan membangun keseluruhan cerita.

Meski lebih ringkas daripada novel, cerpen tetap mempunyai kekuatan tersendiri lantaran bisa menyampaikan pesan moral, nilai kehidupan, apalagi intermezo dengan langkah nan sederhana, lho.

Nah, di bawah ini sudah tersedia 7 contoh ringkasan cerita pendek untuk literasi dari beragam tema. Mulai dari fabel, cerita rakyat, dan legenda terjadinya suatu tempat. Yuk, kita baca bersama-sama!

1. Legenda Selat Bali

Legenda tentang Selat Bali menceritbakal tentang Empu Sidi Mantra nan merupbakal seorang brahmana sakti dan bijak dari Kerajaan Daha nan hidup tenteram berbareng putranya, Manik Angkeran.

Namun, Manik mempunyai kebiasaan buruk, ialah berjudi. Karena sering kalah, dia terlilit utang besar hingga membikin ayahnya turun tangan meminta support Naga Besukih untuk mendapatkan kekayaan demi melunasi utang sang anak.

Sayangnya, Manik tak menepati janji untuk berakhir berjudi. Ia kembali mendatangi Naga Besukih dan malah melakukan jahat dengan memotong ekornya. Naga pun murka dan membunuh Manik.

Empu Sidi Mantra kemudian memisahkan diri dari anaknya dengan menorehkan tongkat sakti di tanah, hingga terbentuklah Selat Bali nan memisahkan Pulau Jawa dan Bali.

Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa ketidakejujuran dan keserakahan hanya bakal membawa kesulitan. Selain itu, seorang anak kudu menghormeninggal dan menuruti nasihat orang tua agar hidupnya tidak berhujung dengan penyesalan.

2. Timun Mas

Mbok Sirni adalah seorang jkamu nan sangat mau punya anak. Suatu hari, raksasa menawarinya seorang anak dengan syarat kelak kudu diserahkan padanya saat berumur enam tahun.

Meski takut, Mbok Sirni setuju. Ia kemudian menanam biji mentimun nan diberikan oleh sang raksasa, hingga lahirlah bayi ckuno berjulukan Timun Mas.

Waktu berlalu, dan raksasa datang menagih janji. Mbok Sirni pun meminta waktu, dan dengan petunjuk seorang petapa, dia memberikan empat barang ajkejelekan kepada Timun Mas, ialah biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.

Saat raksasa mengejar, Timun Mas menaburkan benda-barang tersebut satu per satu, hingga raksasa akhirnya kalah dan tewas. Mbok Sirni dan Timun Emas pun hidup tenteram dan bahagia.

Kisah Timun Mas dan Mbok Siri mengajarkan bahwa perbuatan jahat bakal mendapat balasan. Melalui keberanian, kepintaran, dan doa, seseorang bisa menghadapi tantangan dan melindungi nan dicintainya.

Selain itu, jangan sampai keserakahan dan niat jahat merugikan diri sendiri, seperti nan dilakukan sang raksasa.

3. Sabuk Nabi Sulaiman

Pada suatu siang nan terik, Kancil bangun dari tidurnya dengan perut nan keroncongan. Ia pun melangkah ke rimba untuk mencari makanan. Namun, langkahnya terhenti ketika seekor Macan menghadangnya di tengah jalan.

Macan berbicara dengan bunyi garangnya bahwa dia sudah tiga hari tidak mbakal dan mau menjadikan Kancil sebagai santapannya. Meski ketakutan, Kancil berupaya tetap tenang.

Kancil berpura-pura pasrah, lampau meminta satu permintaan terakhir agar Macan menutup matanya sementara waktu. Tanpa curiga, Macan menuruti permintaan itu. Saat itulah Kancil berlari secepat mungkin meninggalkan Macan nan tetap menunggu sembari memejamkan mata.

Setelah menyadari dirinya ditipu, Macan marah besar dan mencari Kancil ke segala arah. Di sisi lain, Kancil terus berlari tanpa memperhatikan jalan dan nyaris menabrak seekor ular nan sedang tidur.

Saat dia berupaya mencari langkah untuk menyelamatkan diri, Macan akhirnya menemukan dan menghadangnya lagi. Kali ini, Kancil kembali menggunbakal akalnya. Ia mengatbakal bahwa ular di depannya adalah “sabuk ajaib” milik Nabi Sulaiman nan bisa membikin siapa pun ditakuti seluruh binatang.

Macan nan serakah langsung mau mencobanya. Begitu ular dililitkan di tubuhnya, ular itu terbangun dan langsung menyerang Macan. Kancil pun berlari menjauh sembari tertawa lega lantaran sukses lolos untuk kedua kalinya.

Cerita tentang Kancil dan Macan memberikan pesan jika kecerdikan dapat menyelamatkan diri dari bahaya, tetapi juga mengingatkan agar kita tidak mudah percaya pada rayu rayu alias kemauan nan muncul lantaran keserakahan, karena hasilnya bisa berkembali menyakiti diri sendiri.

4. Siamang Putih

Alkisah, di sebuah kerajaan hidup seorang raja berjulukan Tuanku Raja Kecik nan mau mencarikan jodoh untuk cucunya nan rupawan, Puti Julian.

Di malam sebelum pesta besar digelar, sang putri bermimpi berjumpa dengan seorang pemuda berjulukan Sutan Rumandung. Sejak saat itu, wajah pemuda itu selampau terbayang dalam benaknya, seolah mimpi itu punya makna tersembunyi.

Namun takdir berbicara lain. Sutan Rumandung dikutuk menjadi seekor siamang putih dan tinggal di hutan. Suatu hari, saat Puti Julian berjalan-jalan di tepi hutan, dia mendengar bunyi merdu dari arah pepohonan.

Ketika menoleh, dia memandang seekor siamang nan tampak begitu jinak dan lembut tatapannya. Tanpa sadar, hati Puti Julian luluh. Ia merasbakal ikatan jiwa nan asing dan dalam.

Akhirnya, Sutan Rumandung menceritbakal siapa dirinya sebenarnya. Meski wujudnya berubah, cinta dan ketulusan hatinya tetap sama. Namun, kutukan nan menimpa Sutan Rumandung tak bisa dipatahkan.

Ia memilih pergi agar sang putri bisa hidup bahagia. Dari rasa kehilangan dan kesetiaan itu, masyarakat kemudian mengenal legenda Siamang Putih sebagai sebuah kisah tentang cinta nan tak memandang rupa dan ketulusan nan abadi.

Dari legenda inilah kita dapat belajar tentang keelokan sejati tidak terletak pada penampilan, melainkan pada hati dan niat nan tulus. Bahkan kadang, kasih dan kebaikan datang dalam bentuk nan tak kita sangka, dan hanya orang berhati bersih nan bisa melihatnya.

5. Legenda Situ Bagendit

Dahulu kala, di wilayah Garut hiduplah seorang wanita kaya raya berjulukan Nyai Bagendit. Harta peninggalan suaminya membikin hidupnya berlimpah, tapi sayangnya kekayaan itu menjadikan hatinya keras.

Ia dikenal kikir, sombong, dan tak pernah peduli pada penderitaan orang lain. Warga nan datang meminjam duit selampau dipersulit, apalagi ada nan diperlakukan kasar oleh suruhan Nyai Bagendit.

Sampai suatu hari, datanglah seorang kakek tua nan kehausan dan meminta seteguk air. Bukannya menolong, Nyai Bagendit malah menolak mentah-mentah.

Kakek itu pun melangkah pergi dengan kecewa, lampau menancapkan tongkatnya di tanah. Tak lama kemudian, dari tempat itu memancar air nan semakin lama semakin deras.

Desa pun tenggelam, dan begitu juga Nyai Bagendit nan tetap sibuk menyelamatkan hartanya. Di tempat itulah kemudian tercorak waduk nan sekarang dikenal sebagai Situ Bagendit.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa kekayaan tak berarti apa-apa jika hati tertutup untuk berbagi. Harta nan tak digunbakal untuk menolong sesama justru bisa menjadi penyebab kehancuran.

Sifat murah hati pun rupanya bukan sekadar memberi, tapi juga tentang empati dan kepedulian pada orang di sekitar kita.

6. Kancil dan Keraroma Bermain Petak Umpet

Suatu hari di tepi pematang sawah, Si Kancil berjumpa dengan Kerbau. Mereka saling menyapa dengan ramah, hingga Kancil nan terkenal usil itu membujuk Keraroma bermain petak umpet.

Dengan nada menantang, Kancil menyombongkan diri bahwa tubuhnya nan mini pasti membuatnya lebih mudah berlindung dan menang dari Keraroma nan besar.

Keraroma hanya tersenyum dan menyetujui rayuan itu. Permainan pun dimulai. Kancil berlari ke bawah pohon besar dan berlindung di antara dedaunan nan berguguran.

Keraroma mencari ke sana kemari, namun tubuh besar dan langkah beratnya membikin dia nyaris saja menginjak Kancil tanpa sadar. Akhirnya, lantaran kelelahan, Kancil menyerah dan mengsaya kalah.

Kini giliran Keraroma nan bersembunyi. Ia menemukan sebuah gubuk nan terbakar dan dengan cerdas berebahan di sana, menelentangkan kaki seolah-olah dirinya tiang kayu nan hangus.

Kancil mencari ke segala arah, tapi tidak menemukannya. Bahkan ketika dia mendekati gubuk itu dan meraba kaki Kerbau, dia mengira hanya tiang nan berbulu. Setelah lama mencari tanpa hasil, Kancil pun menyerah. Saat Keraroma keluar sembari tertawa, Kancil sadar bahwa dirinya kalah telak.

Sejak hari itu, Kancil berjanji tidak bakal sombong lagi dan belajar menghargai teman-temannya. Ia menyadari bahwa kepandaian tanpa kerendahan hati hanya bakal membikin orang malu sendiri.

Cerita ini mengajarkan bahwa kepintaran bukan argumen untuk meremehkan orang lain. Setiap makhluk punya kelebihan dan caranya sendiri untuk menang. Rendah hati dan menghormeninggal sesama jauh lebih berbobot daripada sekadar merasa paling hebat.

7. Bawang Merah dan Bawang Putih

Di sebuah desa, hiduplah dua kerabat tiri berjulukan Bawang Putih nan baik hati dan Bawang Merah nan pemdasar dan serakah. Bawang Putih selampau membantu orang tua, giat bekerja, dan bersikap ramah pada tetangga. Sebaliknya, Bawang Merah sering iri, marah-marah, dan mau segala sesuatu dimiliki tanpa usaha.

Suatu hari, Bawang Putih mendapatkan tugas dari ibu tirinya nan rupanya berat, tetapi dia tetap melakukannya dengan sabar. Berkat kebaikannya, makhluk gkejelekan muncul untuk membantunya, memberikan bingkisan dan perlindungan.

Sementara itu, Bawang Merah nan mencoba meniru tanpa niat baik malah mendapat masalah. Keserakahan dan kemalasannya membuatnya kehilangan kesempatan dan menimbulkan kesulitan bagi dirinya sendiri.

Akhirnya, Bawang Putih hidup bahagia, dihormeninggal oleh orang-orang di sekitarnya, dan selampau mendapat keberuntungan lantaran kebaikannya. Bawang Merah pun menyesal atas perbuatannya, menyadari bahwa iri hati dan keserakahan hanya membawa kerugian.

Bawang Putih memberitahukan bahwa kebaikan hati dan kesabaran selampau membuahkan hasil nan baik. Sementara sifat iri, sombong, dan serakah justru menimbulkan masalah seperti nan dialami Bawang Merah.

Penutup

Dari 7 contoh ringkasan cerita pendek untuk literasi di atas, Anda paling suka nan mana, nih? Kalau Anda tetap mencari cerita lainnya, jangan lupa mampir ke blog Mamikos, ya.

Terdapat banyak tulisan berbobot menarik nan bisa Anda jadikan referensi untuk menambah pengetahuan! 🌏


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Selengkapnya
Sumber mamikos
-->